Rabu, 24 April 2013

Keretakan Yang Berharga

"Bejana yang Retak: Kisah Tentang Keunikan"

Seorang pembawa air di India memiliki 2 buah bejana besar yang setiap hari menggantung di ujung-ujung pikulan yang dibawahnya diatas bahunya. Salah satu bejana itu memiliki retakan, sedangkan yang satunya lagi sempurna & selalu berhasil membawa penuh air sepanjang perjalanan dari sungai ke rumah tuan si pembawa air.
                Selama 2 tahun hal itu terus terjadi, si pembawa air setiap hari selalu hanya membawa satu setengah bejana air. Tentu saja yang sempurna itu bangga dengan hasil yang dicapainya; sesuai dan sempurna sebagaimana selayaknya dia diciptakan. Tetapi bejana yang retak malu dengan ke tidak sempuraan pada dirinya dan merasa sedih karena Ia hanya mampu membawa setengah dari jumlah seharusnya ia diciptakan.
                Setelah waktu 2 tahun berlalu dengan merasakan pahitnya kegagalan, suatu hari di tepi sungai si bejana retak berkata kepada si pembawa air. “aku malu terhadap diriku dan aku ingin meminta maaf kepadamu.” “kenapa? Apa yang membuatmu merasa malu? “ tanya si pembawa air. “selama 2 tahun ini aku hanya mampu membawa setengah dari yang seharusnya aku bisa bawa. Semua ini karena retakan di tubuhku yang mengakibatkan air keluar lagi selama perjalananmu kembali dari sungai ke rumah tuanmu. Karena cacatku ini, kamu tidak mendapatkan nilai yang setimpal dengan tenaga yang kamu keluarkan. “kata si bejana retak.
                Si pembawa air merasa iba kepada si bejana tua yang retak itu dan dengan penuh kasih ia berkata, “saat nanti kita berjalan kembali menuju ke rumah tuanku, aku mau kamu memperhatikan bunga-bunga indah yang indah dijalan setapak sepanjang perjalanan pulang.
                Memang, ketika mereka mulai menaiki bukit, si bejana tua melihat sinar matahari menyinari bunga-bunga liar yang tumbuh indah disisi jalan setapak. Hal itu membuat dia sedikit terhibur. Dia akhir perjalanan, ia masih merasa bersalah karena setengah dari bawaanya telah  mengucur keluar, ia kembali meminta maaf. Si pembawa air berkata kepada bejana retak itu: “apakah kamu menyadari bahwa bunga-bunga di sepanjang jalan setapak itu hanya ada pada sisi dimana engkau ada tapi tidak ada di sisi bejana satu lagi? Itu karena aku selalu tahu mengenai cacatmu dan aku mengambil keuntungan darinya. Aku menanam benih-benih bunga sepanjang sisi jalan dimana kamu ada dan setiap hari ketika kita kembali dari sungai, kamu menyirami mereka. Selama 2 tahun aku bisa memetik bunga-bunga indah itu untuk menghiasi meja tuanku. Kalau kamu tidak menjadi sebagaimana kamu ada, tuanku tidak pernah menikmati keindahan bunga-bunga itu yang turut menyemarakan rumahnya.
               
                Nah, setiap dari kita memiliki “ kecacatan yang unik”. Kita semua adalah bejana yang retak. Tapi bila kita mengijinkan hal itu ada pada diri kita, TUHAN kita akan menggunakan ke cacatan itu untuk menyemarakan”mejanya”. Dalam prinsip ekonomi TUHAN yang luar biasa, tidak ada yang terbuang percuma.
                Maka ketika kita mencari cara untuk melayani bersama dengan saudara seiman lainnya dan ketika TUHAN menunjukan untuk mengerjakan bagian yang diberikan kepadamu, jangan takut dengan kecacatanmu yang ada pada dirimu. Akui itu dan biarkan TUHAN mengambil keuntungan darinya. Maka kamupun bisa menjadi penyebab keindahan yang ada di sepanjang jalan yang TUHAN buat. Jalanilah dengan berani, kita akan menemukan kekuatan-NYA.  

1 komentar:

  1. Serahkan semua kekurangan kita kepada Tuhan maka Ia akan menjadikan kekurangan kita menjadi kelebihan

    BalasHapus