MUDAH-MUDAHAN VIDEO INI BERMANFAAT BAGI ANDA
Selasa, 10 September 2013
Kamis, 02 Mei 2013
Jagalah pakaian rohani kita selalu putih
"PAKAIAN LUNTUR"
Sepotong pakaian yang luntur secara
pasti akan merusak pakaian yang lain. Sepotong kemeja merah yang luntur, pasti
akan merusak kemeja putih yang lain. Warna yang luntur itu pasti akan menular
ke warna yang lain.
Pakaian merah yang bisa luntur dapat
membuat pakaian putih menjadi tidak karuan warnanya. Namun warna merah itu
tidak akan ternoda dengan warna putih. Jadi pakaian luntur itu mempunyai dua sifat. Pertama, dapat menulari yang lain
dan kedua, ia tidak mau ditulari yang lain.
Saudara, hidup kita laksana pakaian yang ada
dalam tempat cuci yang acapkali harus berbaur dengan warna warna yang lain
dalam kehidupan. Karena itu kita harus tetap waspada agar pakaian kita tidak
tertular oleh warna warna yang merusak pakaian putih kita.
Rasul Paulus
mengatakan, “janganlah kamu sesat: pergaulan yang buruk merusakan kebiasaan
yang baik.” 1 Korintus 15 : 33
Kita memang tidak
harus menghindar dari orang orang yang menolak ajaran injil, namun begitu kita
tidak boleh menerima pengaruh mereka yang merusak. Sebagai orang yang telah
diurapi oleh kuasa Roh Kudus Tuhan marilah kita member pengaruh yang baik bagi
orang orang yang tidak mengenal injil. Dengan begitu nama Tuhan akan tetap
dipuji di dalam kehidupan kita.
Rabu, 01 Mei 2013
Yang kita pandang baik, belum tentu baik bagi Tuhan
"Jangan Mengubah Dirimu"
Ketika hidup ditimpa
kesusahan seorang bapak memutuskan untuk menjual rumahnya. Di depan rumahnya
digantung papan pengumuman yang bertuliskan: “DIJUAL”
Belum
beberapa jam berlalu, seorang kaya mampir di rumah itu dan menanyakan harganya.
“25 juta”, kata si pemilik rumah. “baik, Ini uangnya,”si pembeli langsung
menyodorkan uangnya dan member waktu seminggu untuk mengosongkan rumah itu.
Merenungkan peristiwa itu si penjual merasa senang sebab si pembeli tidak menawar
lagi harga yang disampaikannya. Padahal ditawar 10 juta pun rumah itu sudah
pasti akan dilepaskannya. Karena itu untuk menyenangkan hati pembeli, bapak itu
mencat rumah itu dan membuat beberapa perbaikan serta membetulkan pagarnya.
Seminggu
berlalu si pembeli rumah itu datang. Ia bingung sebab rumah yang dibelinya
sudah berubah. Dengan agak jengkel pembeli itu bertanya, “Pak, kenapa rumah ini
dicat? “Wah, bapak jangan salah mengerti. Saya membeli rumah ini bukan untuk
saya tinggali, tetapi saya akan membongkarnya dan membangun dengan yang baru.
Kata si pembeli.
Saudaraku,
saat kita percaya yesus, kita tidak perlu susah payah mempercantik penampilan
lahiriah kita. Biarlah Tuhan dengan kekuatan firmanNya membentuk kita seperti
yang Dia kehendaki. Seperti kata rasul Paulus, “jadi siapa yang ada dalam
kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang
baru sudah dating. 1 Korintus 5:17
Selasa, 30 April 2013
Hati-hati Dalam berbicara
"LIDAH TIDAK
BERTULANG"
Dalam kehidupan tak jarang kita berbicara sesuka
hati. Dan amat sering perkataan kita keluar secara tidak bertanggung jawab.
Bahkan tak sedikit orang yang terluka dengan perkataan kita bahkan tak sedikit
orang yang menjadi korban oleh kata-kata kita.
Diceritakan bahwa pada suatu hari
seorang bapak dengan bangga menceritakan kepada temannya tentang kecintaannya
kepada Tuhan. Dalam perbincangan itu terjadi tanya jawab seperti berikut ini:
“bagaimana
kalau Bapak mempunyai sepulu ekor ayam?” tanya temannya. “Oh, tentu saja saya
akan memberikan seekor kepada Tuhan.” Jawabnya dengan bangga.
“bagaimana
kalau Bapak memiliki sepuluh ekor kuda?”tanya temannya dengan serius. “tentu
saya akan memberikan yang terbaik kepada Tuhan.”jawab bapak itu dengan enteng.
“Nah,
bagaimana kalau Bapak mempunyai sepuluh ekor sapi?” desak temannya dengan
gencar.
Bapak
itu terdiam sejenak dan berkata, “Ah, kamu curang. Kamu tahu saya mempunyai
sepuluh ekor sapi karena itu kamu bertanya demikian.”
Saudara,
bapak itu memang memiliki sepuluh ekor sapi tetapi ia tidak mau memberikan
seekor kepada Tuhan. Bapak itu hanya mau member kepada Tuhan apa yang tidak
dimilikinya. Yang ia miliki tidak mau ia berikan kepada Tuhan. Mungkin kita
mencela perbuatan bapak itu, tetapi tahukanh kita bahwa tak jarang kita berbuat
seperti bapak itu? Karena itu jagalah lidah kita agar tidak menjadi pintu
menuju neraka.
Benar kata Tuhan Yesus, “…benarlah
nubuatan Yesaya tentang kamu, hai orang orang munafik! Sebab ada tertulis:
Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari padaKu.
(Markus 7 : 6)
Bagaimana dengan kita? Apakah kepada
Tuhan kita berbuat lain dimulut dan lain di hati?
Ingat,
lidah memang tidak bertulang tetapi kata kata dan sikap hati kita akan diadili
Tuhan secara adil dan benar.
Rabu, 24 April 2013
Keretakan Yang Berharga
"Bejana yang Retak:
Kisah Tentang Keunikan"
Seorang pembawa air di India
memiliki 2 buah bejana besar yang setiap hari menggantung di ujung-ujung
pikulan yang dibawahnya diatas bahunya. Salah satu bejana itu memiliki retakan,
sedangkan yang satunya lagi sempurna & selalu berhasil membawa penuh air
sepanjang perjalanan dari sungai ke rumah tuan si pembawa air.
Selama 2 tahun hal itu terus terjadi, si pembawa air
setiap hari selalu hanya membawa satu setengah bejana air. Tentu saja yang
sempurna itu bangga dengan hasil yang dicapainya; sesuai dan sempurna
sebagaimana selayaknya dia diciptakan. Tetapi bejana yang retak malu dengan ke
tidak sempuraan pada dirinya dan merasa sedih karena Ia hanya mampu membawa
setengah dari jumlah seharusnya ia diciptakan.
Setelah waktu 2 tahun berlalu dengan merasakan
pahitnya kegagalan, suatu hari di tepi sungai si bejana retak berkata kepada si
pembawa air. “aku malu terhadap diriku dan aku ingin meminta maaf kepadamu.” “kenapa?
Apa yang membuatmu merasa malu? “ tanya si pembawa air. “selama 2 tahun ini aku
hanya mampu membawa setengah dari yang seharusnya aku bisa bawa. Semua ini
karena retakan di tubuhku yang mengakibatkan air keluar lagi selama
perjalananmu kembali dari sungai ke rumah tuanmu. Karena cacatku ini, kamu
tidak mendapatkan nilai yang setimpal dengan tenaga yang kamu keluarkan. “kata
si bejana retak.
Si pembawa air merasa iba kepada si bejana tua yang
retak itu dan dengan penuh kasih ia berkata, “saat nanti kita berjalan kembali
menuju ke rumah tuanku, aku mau kamu memperhatikan bunga-bunga indah yang indah
dijalan setapak sepanjang perjalanan pulang.
Memang, ketika mereka mulai menaiki bukit, si bejana
tua melihat sinar matahari menyinari bunga-bunga liar yang tumbuh indah disisi
jalan setapak. Hal itu membuat dia sedikit terhibur. Dia akhir perjalanan, ia
masih merasa bersalah karena setengah dari bawaanya telah mengucur keluar, ia kembali meminta maaf. Si pembawa
air berkata kepada bejana retak itu: “apakah kamu menyadari bahwa bunga-bunga
di sepanjang jalan setapak itu hanya ada pada sisi dimana engkau ada tapi tidak
ada di sisi bejana satu lagi? Itu karena aku selalu tahu mengenai cacatmu dan
aku mengambil keuntungan darinya. Aku menanam benih-benih bunga sepanjang sisi
jalan dimana kamu ada dan setiap hari ketika kita kembali dari sungai, kamu
menyirami mereka. Selama 2 tahun aku bisa memetik bunga-bunga indah itu untuk
menghiasi meja tuanku. Kalau kamu tidak menjadi sebagaimana kamu ada, tuanku
tidak pernah menikmati keindahan bunga-bunga itu yang turut menyemarakan
rumahnya.
Nah, setiap dari kita memiliki “ kecacatan yang unik”.
Kita semua adalah bejana yang retak. Tapi bila kita mengijinkan hal itu ada
pada diri kita, TUHAN kita akan menggunakan ke cacatan itu untuk menyemarakan”mejanya”.
Dalam prinsip ekonomi TUHAN yang luar biasa, tidak ada yang terbuang percuma.
Maka ketika kita mencari cara untuk melayani bersama
dengan saudara seiman lainnya dan ketika TUHAN menunjukan untuk mengerjakan
bagian yang diberikan kepadamu, jangan takut dengan kecacatanmu yang ada pada
dirimu. Akui itu dan biarkan TUHAN mengambil keuntungan darinya. Maka kamupun
bisa menjadi penyebab keindahan yang ada di sepanjang jalan yang TUHAN buat. Jalanilah
dengan berani, kita akan menemukan kekuatan-NYA.
Langganan:
Postingan (Atom)